Blogroll

ternyata teman satu kampus


Gebi tetangga kos






Siang itu aku yg baru pulang kuliah menghentikan langkahku dan mampir ke warkop yang ada didekat kosan. Waktu itu baru jam 2 siang, dan aku malas sekali bila sudah dikosan karena memang ngak ada kegiatan yg bisa aku lakukan.
Jadi aku memilih beristirahat sejenak sambil menikmati segelas kopi hitam.
Warkop ini menyediakan meja kecil di depan warungnya, aku pun memilih duduk disitu sehingga aku bisa melihat langsung ke jalan. lalu aku menghabiskan waktu sambil sesekali membaca buku kuliah yg aku bawa.
Ketika sedang asik membaca, aku perhatikan ada seorang wanita mondar-mandir yang ngak jauh dari warkop tempatku berada. Aku perhatikan seksama, tubuhnya sangat bohay. Memang ngak terlihat seperti bule, tapi mungkin ada darah eropa gitu di tubuhnya sehingga cantiknya tidak seperti wanita Indonesia kebanyakan.
Cukup lama ku perhatikan wanita tersebut mondar-mandir tanpa tujuan, mungkin ia sedang menunggu temannya karena memang ia mondar-mandir di depan kosan wanita yg letaknya hanya 200 meter dari kosanku.
Tidak lama kemudian ada seorang wanita lagi yg datang dan mendekatinya. Mereka bicara dengan suara keras dan nada tinggi seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Cukup kaget juga aku melihatnya, tapi aku ngak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka. Toh aku juga tidak tahu ujung pangkalnya dan nanti malah membela yg salah.” dalam benakku
Setelah di pisahkan oleh Satpam, wanita yang datangnya belakangan akhirnya pergi dengan masih tetap memaki-maki wanita pertama. Tetapi wanita pertama tadi hanya diam aja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan.
Ia hanya diam mematung ditempatnya berdiri, mulai terlihat kesedihan di wajahnya dan seperti akan menangis. lalu ia berjalan pelan ke arah warkop di tempatku berada.
Aku pun mencoba untuk mendekatinya dan bertanya.
“Kenapa, Mbak…? kelihatannya tadi lagi berantem. emang apa sih masalahnya?” Tanyaku penasaran.
Aku pun ngaka masalah sebenarnya kalau ia ngak mau menjawab dan menghiraukan aku. Karena aku hanya sekedar baik untuk membantu.
“Gpp kok Mas. Cewek tadi menuduhku ada hubungan dengan pacarnya. Padahal aku berhubungan dengan pacarnya hanya sebatas teman kuliah aja” katanya sedih.
“Ouh gitu, ya biasalah namanya juga perempuan suka posesif…” Timpalku sok tahu. “Ya udah, mbak kelihatannya masih kesal. Minum es dulu biar tenang,” kuajak dia untuk duduk di warkop tempatku beristirahat.
Tanpa ku duga, ia menganggukkan kepala menyetujui tawaranku. Aku pun memesan teh manis dingin untuk dirinya.
“Terima kasih ya Mas. Aku udah ngak ada nafsu makan sih karena dari tadi udah kenyang,” katanya santai
“Tapi sekarang udah tenang kan. Kalau boleh tau, kayak gimana sih masalah sebenarnya mbak ?” tanyaku kepo.
“Aku memang belakangan ini sering berdua dengan pacarnya, itu juga karena kami satu kepanitiaan di kampus. Eeh… cewek itu malah cemburu sama aku” jawabnya
“Kan bisa dijelasin juga sama pacarnya?” tanyaku kembali
“Sudah mas, tapi dia ngak terima. Dibilang aku gatel, wanita murahan dan lain-lain lah. Dari pada aku ladenin, nanti jadi makin rame, maka aku tinggal pulang aja ke kosan. Eeh… dia belum puas dan masih telpon aku. Katanya tungguin nanti di sini agar masalah bisa selesai. Malah sampai di sinipun aku masih dimaki-maki dia. Untung aja dilerai sama Satpam” tambahnya kesal
Setelah ngobrol panjang lebar lagi, Akhirnya aku tau dia bernama Gabi dan kuliah di kampus yang sama dengan ku tapi berbeda fakultas. Rumahnya juga disekitar Bintaro, namun ngekos agar lebih dekat ke kampus.
Sepertinya Ia keturunan bule gitu, sebab ayahnya dari Jerman, sedangkan Ibunya Jakarta. Pantas aja wajahnya terlihat seperti bule, namun masih ada kecantikan lokal yang menarik hati. Obrol kamipun semakin akrab. Ia bercerita banyak tentang kuliahnya yg ternyata ngak jauh berbeda, udah mendekati semester akhir dan masih bingung akan kemana setelah lulus nanti.
Tidak terasa waktu sudah makin sore, mataharipun sudah semakin hilang, langit-langin seja juga mulai gelap.
“Aku mau pulang sih Mas, tapi pikiranku cukup suntuk. Dibawa tidur pun kayaknya ngak mau” katanya lagi
“Ya udah, aku temani disini sampe kamu gak suntuk lagi ya, Gab” ajakku
“Boleh deh, tapi aku kepingin pipis nih Mas. Disini ada kamar mandi gak ya?” Tanyanya
“Hmmm, ga tau sih, coba aku tanya sebentar ya”
Aku pun ke dalam warkop dan bertanya ke Mas penjaganya. Sayang sekali kamar mandinya tidak ada.
“Aduuh gimana dong Mas? Deket-deket sini emang gak ada WC umum ya Mas…?” Tanya Gabi sedikit pucat
“Ngak ada sih Gab, Aduh gimana ya…” Aku pun ikut bingung melihat Gabi yg sepertinya udah kebelet banget.
“Pipis di kosan aku aja kamu mau gak ? Tawarku. “Deket kok, nanti abis itu kita kesini lagi”
“Ouh, boleh deh boleh, gpp nih?” tanya Gabi
“Gpp kok, santai aja keles” sambungku
Aku pun membayar minuman dulu, dan langsung naik ke atas motorku. Kapan lagi motorku ini bisa membonceng wanita secantik Gabi” pikirku dalam hati
Sesampai di kosan, kami langsung bergegas menuju kamarku. Begitu pintu ku buka, Gabi langsung masuk dan menuju kamar mandi.
Aku pun menaruh tas dan berganti pakaian karena kaos yang ku pakai sudah cukup kotor karena kena debu dan panasnya udara tadi siang. Tidak berapa lama, Gabi pun keluar dari kamar mandi. Aku yg hanya mengganti baju, masih tetap mengenakan sepatu dan duduk di dekat pintu kamarku.
“Lah, kok masih disitu…?” tanya Gaby
“Iya kan, kita mau balik lagi ke warkop ?” jawabku balik
“Iya sih, tapi gak mau istirahat dulu di sini, Eh, cewek gak boleh masuk ke sini ya..?” tambah Gabi
“Hahaha… boleh kok Gab, kosan ini ngak ada yg jaga. Kamar di kanan dan kiri ini juga kosong, baru seminggu yg lalu pindah”
“Oh gitu ya. Aku boleh dong numpang istirahat dulu, capek sih” Pinta Gaby. Lalu aku mengiyakan sambil membuka sepatu dan masuk ke dalam kamar.
Pintu kamar sengaja ngak aku tutup, lalu aku menyalakan kipas angin. Aku ngak berniat buruk sama sekali dengan Gabi yg baru aja tertimpa masalah. Karea aku hanya sebatas ingin membantu.
Gabi pun duduk di sofa kecil yg ku letakan di samping tempat tidurku. Ia menerawang melihat-lihat kamar kosan ku yg lumayan berantakan.
“Kelihatan biasa ya kamar cowok, pasti berantakan…” Sindir Gabi sambil tersenyum.
“Biasanya rapih kok…” Bela diriku “Cuma kan tadi belum sempet pulang buat ngerapihin, jadi ya masih sama kayak tadi waktu ditinggal dari pagi.
Kami pun melanjutkan obrolan kami yg terpotong di warkop tadi karena Gabi yg ingin buang air kecil. Kali ini Gabi terlihat lebih santai, mungkin ia sudah mulai melupakan masalahnya dengan wanita yg mendampratnya tadi siang.
Obrolan mengalir semakin malam, waktu udah menunjukan pukul 9 malam. Memang belum sampai tengah malam, tapi karena memang kosanku sepi, jadi terlihat seperti udah tengah malam saja. Gabi sendiri ngak terlihat ingin pulang kayaknya.
Aku hanya sedikit berharap, siapa tahu Gabi mau menginap dan menemaniku di kosan malam ini hehehe” pikirku jorok
“Kamu udah punya pacar belum sih?” Tanya Gabi memecah keheningan

Aku menggelengkan kepala. “Kamu sendiri Gab?”
“Belum lah, kalau udah, gak mungkin cewek tadi marah-marah sama aku. Haahaha.” jawab Gabi
Aku tertawa mendengar jawaban Gabi yang cukup polos. “Kamu pasti pemilih ya kalo soal pacar?” tanyaku lagi kepada Gabi
“Engak ah, emang ngak ada yang cocok aja.
“Kenapa gitu emangnya Gab…?” Menurut aku sih, kamu cantik banget, kayaknya cewek cantik kayak kamu gini bakal gampang buat dapetin pacar deh. Mungkin tinggal tunjuk!” tambahku sekalian memujinya
Gabi terlihat girang wajahnya dan tersenyum mendengar perkataanku ketika memujinya, Lama-lama di sini banyak nyamuk ya Gab, aku tutup aja lah ya pintunya” ucapku
“Ya udah tutup aja…” Kata Gabi
Aku pun menutup semua pintu termasuk menutup pinta kamar kecil yang dipakai oleh Gabi tadi. Ketika aku kembali ternyata Gabi sudah goleran di atas kasurku. Diapun terlihat lemas, mungkin kejadian hari ini cukup menguras tenaga dan pikirannya sampai ia mau berlama-lama dikosanku.
Aku pun duduk di tepi tempat tidur dengan memunggungi Gabi di belakang. Aku membuka HPku dan iseng bermain game karena ku pikir Gabi akan tertidur.
“Mas…” Panggil Gabi pelan, tangannya diletakan dipunggungku.
Aku menoleh ke belakang, dan entah setan apa yg merasukinya, wajah Gabi terlihat sangat menggoda dan saat itu dia seolah-olah mengajakku cipokan.
“Mas… cium yang ini dong” telunjuk Gabi menunjuk bibirnya
Karena dari awal aku sudah merasakan sange, maka aku sambut bibir mungilnya itu dengan kecupan bibirku yang hot.
“Hmmmm… hmmm…” Hanya suara itu yang keluar dari mulut Gabi saat bibir ku bercipokan dengan bibirnya dan lidah kami saling serang satu sama lain dalam mulut itu.
“Mas… kasih aku ke hangatan di malam ini ya…?” Ajak Gabi
Rasanya terbalik pertanyaan itu. Mestinya aku yg tanya apakah dia mau bercinta denganku” pikirku dalam hati
“Pasti. Kita sama-sama puas malam ini Gab” jawabku
“Oke Mas, makasih ya sayang” Desah Gaby pelan
“Ayo puaskan aku sayang… Ahhh. Arrrrgghhh…” suaranya desahannya bertambah ketika ciumanku berpindah turun ke bagian tokednya.
Tetapi kedua tanganku meraba-raba paha mulusnya yang aku singkapkan, benar-benar mulus sekali pahanya di saat aku mengelusnya. Ketika sampai di celana dalamnya, kutekankan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan ku gesek-gesekkan secara perlahan.
“Ahhh.. Mas ganteng. Kamu pintar sekali” komentarnya
Aku tidak menghiraukan itu. Sementara itu wajahku aku benamkan di pertengahan tokednya. Widiihh mantap banget rasanya, kayak ada kenyal-kenyal gitu. Dengan ganasnya aku menjilati toked beserta putingnya.
Belum selesai aku memuaskan tokednya, tangan Gabi mendorong kepalaku ke bawah untuk memuaskan vaginanya yang masih sempit itu. Pintar sekali ia memberiku aba-aba untuk memuaskan daerah intim ini” pikirku dalam hati.
Beberapa menit kemudian aku tetap asyik menikmati daging klistorisnya dan sudah bising sekali rasanya kamar ini karena jeritan dari Gabi yang membara.
Karena kejantananku udah maksimal. maka aku beri dia aba-aba untuk memuaskan lubang vaginanya.
“Sabar sayang, aku buka bajunya dulu ya” ucap Gabi
Aku juga turut membuka pakaian kami masing-masing. Setelah kami berdua telanjang bulat, langsung kubaringkan ia. Kuciumi jarak demi jarak tubuh mulusnya.
Dari atas dan turun ke bawah sampai kembali lagi di bagian vaginanya. Kurenggangkan kedua pahanya sambil aku arahkan penisku ke lubang vaginanya.
“Ayo sayang.. Puaskan Aku… Aarrrghhh…” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis biji kacangnya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut.
Ku tindih tubuh Gabi yg bohay tersebut dari atas” Bleeess…” masuklah batang penisku ke lubang vaginanya.
Lalu aku ayunkan dengan perlahan-lahan supaya dia bisa merasakan batang penisku yang membesar ini berkat ajakan sex oleh dirinya.
“Ayoo terus sayang… Ayo terus… Aarrghhh…! jeritnya yang terus-terusan menyuruhku lebih cepat bergerak.
Dia juga mengikuti pergerakan penisku agar irama permainan sex kami lebih natural dan teratur. Rasanya nikmat sekali bercinta sambil tontoni tokednya yang mengayun-ngayun kencang itu. maka aku coba mulutku melakukan aktivitas di bagian tokednya.
“Arrrrghhhh Mas… Keren banget permainannya” komentar Gabi
Kadang ku gigit putingnya, kadang menyedot dan mengulum putingnya. Cukup lama aku buat dia merasakan kegelian.


Kenikmatan dari vaginanya terus menghujam penisku. Vagina Gabi pun terasa makin nikmat karena kontraksi yang menandakan ia akan mencapai klimaks. Dari denyut-denyutan memeknya pun terasa.
“Sayang, Aku mau keluar nih…” Teriakku ke Gabi
Tanpa ku duga, Gabi bangkit dari tidurnya, lalu penisku di cabut dan Gabi segera jongkok di hadapanku.
Dengan cepat Gabi langsung melumat habis penisku, aku pun tahu apa yang Gabi inginkan. karena aku tidak tahan lagi, maka segera ku semprotkan spermaku ke dalam mulut Gabi.
“Arrrhhh… Crooot… Crooot… Crooot…”
Beberapa semprotan sisa sperma dari permainan pertama memenuhi mulut Gabi. Ia langsung menelannya habis lalu menjilati dan membersihkan penisku dengan mulut dan lidahnya. Ah, nikmat yang tiada duanya” pikirku
Setelah itu Gabi bergegas ke kamar mandi dan mencuci mulutnya dengan cairan pencuci mulut yang ada di kamar mandi. Begitu selesai, Gabi langsung merebahkan tubuhnya disampingku lagi yang masih dalam keadaan bugil.
“Ternyata kamu hebat juga mas” Puji Gabi
“Oh memang dari dulu aku bisa puasin cewek kok, cuma kamu aja yg baru kenal” Balasku bercanda
Gabi tertawa kecil sambil mencubit perutku.
Kami berbaring dengan santai menikmati kepuasan dan rasa lelah yang luar biasa. Hingga kami pun tertidur sampai pagi menjelang. Gabi kini resmi menjadi kekasihku. Wanita yg berselisih dengannya tadi siang tidak bisa lagi cemburu karena Gabi sekarang selalu bersamaku kemanapun ia pergi. Bahkan Gabi lebih sering menginap di kamarku ketimbang dikosannya sendiri

0 komentar:

Post a Comment